Tuesday 24 December 2013

Penerapan IQ, EQ, dan SQ dalam Dunia Pendidikan Beserta Contohnya



         Pendidikan merupakan salah satu dari tiga hal pokok yang menjadi parameter Negara dikatakan sebagai negara maju. Setiap negara berlomba-lomba mencerdaskan anak bangsanya melalui dunia pendidikan. Tak jarang di Indonesia kita temui berbagai sekolah baik sekolah formal maupun informal. Ada pula sekolah regular, sekolah inklusi, sekolah luar biasa, dan sekolah akselerasi untuk memfasilitasi mereka yang memiliki taraf kecerdasan tertentu.
Dalam dunia pendidikan, tentulah mengenal istilah kecerdasan. Kecerdasan itu berupa IQ (Intelligen Quotiens), EQ (Emotional Quotiens), dan SQ (Spiritual Quotiens). Kita akan membahasnya dalam dunia pendidikan beserta penerapannya. Sebenarnya kecerdasan yang mana sih yang kita butuhkan selama ini? Apakah IQ? Atu EQ? Atau malah SQ?
Intellegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara logis, terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif (Marten Pali, 1993)1. Dalam dunia pendidikan, IQ sangat berpengaruh terhadap diri seseorang karena kebanyakan bangsa melihat seseorang dari tingkat intellegensinya. Mahasiswa yang memiliki IPK 3,95 akan lebih cepat memperoleh pekerjaan daripada mahasiswa yang mendapat IPK 3,00. Akan tetapi, mahasiswa yang memiliki IQ tinggi belum tentu memiliki kepribadian atau perilaku yang baik, sehingga selain IQ, kita harus melengkapinya dengan EQ dan SQ.
            Steiner (1997) menjelaskan pengertian kecerdasan emosional adalah suatu kemampuan yang dapat mengerti emosi diri sendiri dan orang lain, serta mengetahui bagaimana emosi diri sendiri terekspresikan untuk meningkatkan maksimal etis sebagai kekuatan pribadi.2 Contoh dari penggunaan EQ dalam pendidikan adalah ketika bekerja dalam suatu kelompok yang heterogen, maka EQ kita pastilah muncul. Bekerja kelompok harus saling memahami satu sama lain dan mengendalikan perasaan di dalam satu kelompok kerja. Saling bergotong royong untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan tanpa memandang rendah atau tinggi anggota kelompoknya. Dalam penerapannya, pastilah tidak hanya menggunakan EQ saja, akan tetapi memerlukan kecerdasan dan SQ juga.
            Danah Zohar dan Ian Marshall mendefiniskan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untukmenghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai (value), yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi.3 Contohnya ketika kita akan ujian, maka kita terlebih dahulu berdoa agar diberi kelancaran dan konsentrasi ketika mengerjakan, karena kita hanya mampu berusaha dan Tuhanlah yang menentukan semuanya. Akan tetapi jangan hanya berdoa saja tanpa melakukan usaha, karena Tuhan tidak akan mengubah suatu kaum sebelum ia mengubahnya sendiri.
            Kesimpulannya, IQ, EQ, dan SQ sangatlah penting dalam hidup kita. Jangan sampai kita hanya mengutamakan salah satu kecerdasan saja, akan tetapi kita harus memadukan dan menyeimbangkan ketiga kecerdasan tersebut. Dengan IQ saja, kita tidak akan baik, dengan EQ saja kita akan terlihat bodoh, dan dengan SQ saja kita akan terlihat fanatik. Memiliki IQ, EQ, dan SQ adalah solusi yang terbaik untuk hasil yang terbaik dalam kehidupan di dunia ini dan kehidupan di akhirat.

Sumber:
»»  READMORE...

BEASISWA DATAPRINT 2013

Website beasiswa dataprint
Website data print
Program beasiswa DataPrint telah memasuki tahun ketiga. Setelah sukses mengadakan program beasiswa di tahun 2011 dan 2012, maka DataPrint kembali membuat program beasiswa bagi penggunanya yang berstatus pelajar dan mahasiswa.  Hingga saat ini lebih dari 1000 beasiswa telah diberikan bagi penggunanya.
Di tahun 2013 sebanyak 500 beasiswa akan diberikan bagi pendaftar yang terseleksi. Program beasiswa dibagi dalam dua periode. Tidak ada sistem kuota berdasarkan daerah dan atau sekolah/perguruan tinggi. Hal ini bertujuan agar beasiswa dapat diterima secara merata bagi seluruh pengguna DataPrint.  Beasiswa terbagi dalam tiga nominal yaitu Rp 250 ribu, Rp 500 ribu dan Rp 1 juta. Dana beasiswa akan diberikan satu kali bagi peserta yang lolos penilaian. Aspek penilaian berdasarkan dari essay, prestasi dan keaktifan peserta.
Beasiswa yang dibagikan diharapkan dapat meringankan biaya pendidikan sekaligus mendorong penerima beasiswa untuk lebih berprestasi. Jadi, segera daftarkan diri kamu, klik kolom PENDAFTARAN pada web beasiswa dataprint. Lihat juga nformasi Peraturan dan Essay.
Pendaftaran periode 1 : 1 Februari – 30 Juni 2013
Pengumuman                : 10 Juli 2013

Pendaftaran periode 2   : 1 Juli – 31 Desember 2013
Pengumuman                : 13 Januari 2014

PERIODE
JUMLAH PENERIMA BEASISWA
@ Rp 1.000.000 @ Rp 500.000 @ Rp 250.000
Periode 1
50 orang
50 orang
150 orang
Periode 2
50 orang
50 orang
150 orang
»»  READMORE...

Thursday 28 November 2013

Mogok Kerja Para Dokter di Seluruh Indonesia

Dokter Dewa Ayu, siapa yang tidak mengenalnya? sekarang marak sekali televisi yang mengekspose berita ini. Beliau bersama dr Hendry Simanjuntak, dan dr Hendy Siagian di penjara selama 10 bulan. Mereka diduga melakukan malpraktik. Akan tetapi, ada yang berujar bahwa, "Harus dilihat dari segi unprosedural atau malaadministrasi, bukan kelalaian atau kesengajaan kesalahan praktik atau malapraktik," kata Komisioner Komisi Yudisial Taufiqurrahman Sahuri dalam perbincangan dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (26/11/2013).

Maladministrasi yang dimaksud adalah tidak meminta izin kepada keluarga salah seorang pasiennya yang akan melahirkan, dan langsung melakukan operasi caesar. Dalam operasi caesar pada tanggal 10 April 2010 ini, bayi dapat diselamatkan. Akan tetapi, 20 menit setelah itu, kondisi Siska (pasien yang melahirkan dengan caesar tadi) semakin memburuk dan akhirnya meninggal di Rumah Sakit Kandou Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara.

 Dokter Ayu dan rekan-rekannya bukanlah dipenjara karena meninggalnya pasien yang mereka tangani, tetapi karena maladministrasi tadi, sehingga hanya ditahan selama 10 bulan. Keluarga korban tidak terima dengan kematian Siska, kemudian mengajukan tuntutan ke pengadilan. Namun Pengadilan Negeri Manado pada 22 September 2011 membebaskan dr Ayu Cs. Akan tetapi Jaksa tidak terima dan melakukan kasasi dan pada 18 September 2012, MA mengabulkan kasasi Jaksa dan menghukum ketiga dokter itu dengan 10 bulan penjara. Ayu mengajukan peninjauan kembali atas vonis kasasi itu.

Kasus dr Dewa Ayu ini mengundang empati dari seluruh dokter di Indonesia. Mereka melakukan mogok masal. Akan tetapi ada juga dokter yang tidak melakukan mogok kerja karena lebih mementingkan pasiennya.

Pantaskah dokter melakukan hal seperti itu? Melakukan mogok kerja dan menelantarkan pasien-pasien yang sangat membutuhkan pertolongannya? Mana sumpahmu dulu ketika engkau dilantik sebagai dokter?

Menurut saya, melakukan mogok kerja sangat tidak manusiawi dan melanggar sumpah yang pernah mereka lakukan. Para dokter yang mogok kerja tidak peduli akan nasib pasien yang sangat kritis keadaannya, dan membiarkan mereka terkapar menunggu di lobi-lobi rumah sakit tanpa perawatan dari dokter.
»»  READMORE...

Saturday 18 May 2013

Pengertian Ghozwul Fikr dan contohnya.


Sering sekali kita tidak menyadari akan musuh-musuh Islam yang terus mengintai. Mereka sangat rapih sekali dalam kaderisasi dan sangat bersemangat dalam menghancurkan Islam. Lihatlah umat Islam sendiri. Umat Islam sendiri malah banyak yang acuh terhadap agamanya.Diajak kajian malah beralasan berbagai macam. Sebenarnya, apasih ghozwul fikr itu? Mari kita simak cuplikan berikut ini.

Ghozwul fikri adalah Infasi pemikiran yang dilakukan secara terencana dan rapi, yang oleh musuh-musuh islam dijadikan sebagai senjata yang sangat efektif untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin. Mereka adalah; Zahudi, Kristen, Imperialisme, Sekulerisme, Liberalisme dan yang  lainnya. Perang yang mereka lakukan ini (baik perang secara militer maupun secara pemikiran) adalah merupakan kebenaran apa yang telah Allah khabarkan kepada kita sejak berabad-abad yang lalu, bahwa mereka tidak akan pernah berhenti dari memerangi islam dan kaum muslimin sampai kaum muslimin mengikuti milah (aqidah, ibadah serta gaya hidup mereka). Firman Allah dalam surat Al-baqoroh: 120 dan 217. 

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.(Al-baqoroh:120)

”Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (Al-baqoroh: 217)

Ghozwul fikri dapat diibaratkan seperti contoh di bawah ini. Seorang wanita berjilbab rapi tampak sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya.

Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus.

Sang guru berkata, ” Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah ” Kapur”!, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus”!. Murid-muridnya pun mengangguk tanda mengerti dan kemudian mengikuti. Sang guru berganti-gantian mengangkat tangan antara kiri dan kanan, semakin lama semakin cepat.

Beberapa saat kemudian, sang guru kembali berkata, ” Baik, sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah, “Kapur!”. Dan dijalankanlah adegan seperti tadi, namun tentu saja murid-muridnya kerepotan dan kelabakan dan sangat sulit untuk merubahnya.

Tapi, lambat laun mereka bisa beradaptasi dan tidak lagi terasa sulit. Selang beberapa saat permainan terhenti. Sang guru tersenyum pada murid-muridnya.

” Anak-anak, begitulah kondisi kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, dan bathil itu bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh-musuh kita memaksakan kepada kita lewat berbagai cara untuk membalik sesuatu, dari yang haq menjadi bathil dan sebaliknya.

Pertama-tama mungkin akan sulit bagi kita untuk menerima hal tersebut, tapi karena terus menerus disosialisasikan melalui pelbagai cara yang menarik, akhirnya lambat laun kalian akan terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak akan pernah berhenti membalik nilai.

“Pacaran tidak lagi dianggap sesuatu yang tabu, selingkuh dan zinah tidak lagi jadi persoalan, pakaian mini menjadi hal yang lumrah, sex before married menjadi suatu hiburan, materialis, hedonis dan permisif menjadi gaya hidup pilihan, dan sebagainya…”

— Yap, kita lihat dua fenomena sekarang. Ramai diberitakan seorang ustadz terkenal berpoligami dan di saat yang sama ramai pula diperbincangkan seorang anggota dewan yang terhormat terlibat kasus perzinahan dan perselingkuhan. Coba bertanyalah pada diri sendiri, mana yang mengundang reaksi lebih keras ? masyaAllah, tidak dapat disangkal bahwa seorang ustadz yang nyata-nyata menggunakan cara yang halal dan sah untuk berpoligami lebih hebat reaksinya. Bandingkan dengan kasus anggota DPR, hanya beberapa kelompok umat yang dengan dada teriris dan hati pilu menyaksikan kebobrokan mental tersebut. Bahkan sebagian lainnya menganggap, kasus itu sudah biasa dan lazom terjadi dalam dunia politik. Astaghfirullah. Sungguh sangat memprihatinkan menyaksikan dua fakta yang terjadi di masyarakat sekarang ini. Hukum Allah dihujat sementara jalan-jalan setan semakin mendapat tempat dan bebas melenggang…belum lagi hampir setiap hari masyarakat di nina bobokan dengan sajian informasi infotainment yang sarat dengan ghibah dan sinetron yang penuh dengan budaya permisif, hedonis dan materialis. Jika demikian akan dikemanakan generasi muda kita ? —

Kemudian sang guru berkata, ” Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa kita sadari, kalian semua sedikit demi sedikit menerimanya. “

” Baik, sekarang permainan kedua…” ia melanjutkan. Bu Guru punya Qur’an, Ibu letakkan di tengah karpet. Nah, sekarang kalian berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah tanpa menginjak karpet ? ” Wah, cukup sulit nih, pikir para murid. Mereka berpikir keras. Ada yang punya alternatif jawaban dengan menggunakan tongkat, dll.

Akhirnya sang guru memberikan jalan keluar, ia gulung karpetnya dan ia ambil Qur’annya. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet. Kemudian ia menjelaskan,

” Anak-anak, begitulah kondisi umat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak kalian dengan terang-terangan, karena tentu kalian akan menolaknya dengan mentah-mentah. Seorang preman pun tidak akan rela jika Islam dihina di hadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan ke pinggir, sehingga kalian tidak sadar.”

” Jika seseorang ingin membangun rumah yang kuat, maka dibangunnyalah pondasi yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau membongkar pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, lemari disingkirkan dulu, satu per satu dipindahkan, baru kemudian rumah dihancurkan…”

Yap, begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam dengan terang-terangan, tapi secara perlahan-lahan mencopot kalian. Mulai dari perangai kalian, cara hidup, tingkah laku, model pakaian, dsb, sehingga meskipun kalian muslim tapi kalian telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka inginkan…

Itulah fenomena Ghozwul Fikri ( perang pemikiran ) yang terus berlangsung hingga saat ini. Inilah yang dijalankan musuh-musuh Islam…
»»  READMORE...

Friday 26 April 2013

Cara menambah jam di blog

Menambah tampilan blog dengan jam bisa membuat blog lebih cantik.
Akan tetapi, sesuai dengan fungsi blog, yaitu untuk mengapresiasikan diri kita dalam hal tulis menulis. Jadi letak kebagusan blog itu yang terpenting adalah isi (konten) yang ada dalam blog.


Disini saya berbagi sedikit tentang cara menambahkan jam di blog.

  1. Kunjungi www.clocklink.com
  2. lalu klik pada menu Gallery (disitu kita bisa memilih kategori-kategori yang ingin kita pilih)
  3. pilihlah salah satu kategori dalam galeri, misalnya kategori analog yang kita pilih,
  4. kemudian klik view html tag pada kotak di bawah jam yang kita pilih lalu akan timbul halaman baru di window baru. disitu nanti kita ada ketentuan-ketentuan yang memakai bahasa inggris,
  5. langsung aja kita pilih accept
  6. Selanjutnya kita diminta memilih warna (color), {time zone untuk Waktu Indonesia Bagian Barat sebaiknya memilih JOG : Jogyakarta Indonesia Time (GMT + 07.00)} serta jangan lupa tuliskan ukuran (size) jam agar sesuai dengan sidebar tempat meletakan jam itu nantinya. Dapat juga diatur kemudian.
  7. Copy seluruh kode HTML
Langkah selanjutnya kita menuju blog kita
  1. Silahkan login ke blog anda
  2. Klik Tata Letak
  3. Klik tab Elemen Halaman
  4. Klik Tambah Gadget
  5. Klik tanda plus (+) untuk HTML/Javascript
  6. Beri judul
  7. Copy paste kode HTML pada konten yang disediakan
  8. selesai
»»  READMORE...

Thursday 25 April 2013

Guru Matematika Ideal Menurut Para Siswa



Definisi guru yang diatur dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada pasal 1 ayat 1 berbunyi Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Sebagai guru, hendaklah memiliki kriteria-kriteria yang dapat membuat peserta didik yang diajarnya mudah memahami materi yang akan diberikan. Salah satunya adalah professional. Menurut S. Prayudi A, (1979), istilah profesional dapat diartikan sebagai, “usaha untuk menjalankan salah satu profesi berdasarkan keahlian dan keterampilan yang dimiliki seseorang dan berdasarkan profesi itulah seseorang mendapatkan suatu imbalan pembayaran berdasarkan standar profesinya.”

Guru tidak hanya mengajari peserta didiknya, tetapi juga mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didiknya agar kelak menjadi orang yang cakap dalam masyarakat serta bermanfaat untuk negara, agama dan bangsa.

Kita perlu melakukan observasi terhadap peserta didik untuk megetahui apa saja yang dapat membuat mereka merasa nyaman dan mampu memahami pelajaran, khususnya mata pelajaran matematika dengan mengambil sampel di kelas dan sekolah tertentu.

Oleh karena itu, saya akan menyajikan hasil observasi mengenai guru matematika ideal menurut perspektif peserta didik SMP, di mana sampelnya adalah SMP Negeri 2 Mojolaban kelas VIII B kabupaten Sukoharjo. Kelas VIII B SMP Negeri 2 Mojolaban ini jumlah peserta didiknya adalag 32, sedangkan pada saat pelaksanaan observasi, ada 3 orang peserta didik yang izin tidak masuk, sehingga responden pengisian angket berjumlah 29 orang peserta didik.



A.    HASIL PENGAMATAN

Setelah peserta didik mengisi angket tentang observasi guru matematika ideal menurut peserta didik, didapatkan hasil sebagai berikut.

No
   

Pertanyaan
   

Jawaban
   

Jumlah

1
   

Menurut kalian, guru matematika ideal itu harus
   

a. Berpenampilan secara berlebihan untuk mendapat perhatian peserta didik
   



b. Berpenampilan sederhana tapi sopan
   

29

2
   

Guru matematika yang ideal itu selalu memberikan PR?
   

a.       Ya
   

29

b.      Tidak
   



3
   

Guru matematika yang ideal itu
   

a. Menjelaskan lalu memberikan soal dan dibahas bersama
   

2

b. Menjelaskan, menanyai peserta didik sudah faham belum, memberi soal dan meminta peserta didik mengerjakan di depan lalu dibahas
   

27

4
   

Kamu lebih suka diajar dengan metode
   

a.       Guru menjelaskan dengan bicara saja dan dengan buku acuan / paket
   

3

b.      Guru menjelaskan dan menulis di papan tulis
   

4

c.       Guru menjelaskan dengan power point (LCD) dan menulis di papan tulis
   

22

5
   

Guru matematika yang ideal itu?
   

a.       Datang tepat waktu dan keluar tepat waktu
   

27

b.      Datang 5 menit sebelum pelajaran dimulai jika jam pertama dan setelah istirahat
   

2



6
   

Apabila guru tidak bisa hadir, apa yang seharusnya dilakukan?
   

a.       Membuat tugas mandiri yang dikumpulkan hari itu juga
   

11

b.      Membuat tugas diskusi untuk mempelajari materi dan peserta didik diminta membuat pertanyaan bila ada yang kurang dipahami
   

18

7
   

Jika kalian sedang mengerjakan soal yang diberikan guru, kalian lebih suka
   

a.       Guru duduk di meja guru
   

7

b.      Guru berkeliling melihat pekerjaan peserta didik
   

22

8
   

Perlukah guru matematika itu bercerita memotivasi dan mengaitkan pelajaran dengan  agama Islam?
   

a.       Perlu
   

22

b.      Tidak perlu
   

7

9
   

Guru matematika yang ideal itu menurut kalian
   

a.       Ramah
   

16

b.      Tegas
   

14

c.       Sopan santun
   

14

d.      Seperti sosok Nabi Muhammad shalallahu ’alayhi wassalam
   

8

Lain-lain
   

e. Sabar
   

2

f. Santai
   

1

g. Pemotivasi
   

1

10
   

Apakah guru matematika yang ideal itu menguasai materi
   

a.       Ya
   

29

b.      Tidak
   



11
   

Apakah anda menyukai pelajaran matematika?
   

a.       Ya
   

21

b.      Tidak
   

7

Dalam angket terdapat pula soal uraian yang soalnya hampir sama dengan soal pilihan yang bertujuan untuk memperluas jawaban mereka dan dapat dijadikan media curhat tentang guru matematika peserta didik.

Diantaranya tentang kesukaan peserta didik terhadap guru matematika yang mengajar mereka, yaitu selain yang disebutkan dalam soal pilihan, ramah, tegas, sopan santun, seperti sosok Nabi Muhammad, santai, sabar, pemotivasi juga ada karena gurunya berjilbab, tidak pilih kasih, selalu memberi PR, disiplin, dan terkadang lucu.

Kemudian ada juga beberapa sifat guru matematika mereka yang tidak disukai, diantaranya yaitu, terlalu banyak memberikan tugas, cepat marah, terlalu tegas, cerewet, menjelek-jelekkan peserta didik, sering datang terlambat, dan suka bercerita selain materi.



B.     ANALISA HASIL PENGAMATAN

Dari hasil angket di atas, dapat kita buat diagram perbandingan diantara jawaban-jawaban peserta didik sebagai berikut beserta analisisnya.



1.      Penampilan

Peserta didik lebih menyukai guru yang berpenampilan sederhana dan menutup aurat. Hal ini memang sangat benar karena guru yang berpenampilan secara berlebihan akan mengganggu konsentrasi peserta didik pada materi yang diterangkan olehnya.

2.      Memberikan PR


Peserta didik lebih menyukai guru matematika sebagai guru ideal yang memberikan PR agar mereka mau, terbiasa dan bisa mengerjakan soal-soal yang bervariasi. Dengan mengerjakan PR, tentunya otak mereka semakin terasah oleh bermacam-macam tipe soal sehingga pemahaman tentang materipun semakin menguasai.

3.      Metode belajar

Metode belajar yang diinginkan peserta didik yaitu dengan menjelaskan, menanyai kepahaman peserta didik, memberikan contoh soal dan peserta didik diharapkan mengerjakan di papan tulis lalu dibahas (a) daripada metode seperti menjelaskan materi lalu diberi soal dan dibahas bersama (b). Peserta didik banyak memilih (a) memang karena dengan cara itu guru mengetahui kemampuan peserta didiknya dalam memahami materi yang telah diajarkan. Ada juga yang memilih pilihan (b) kemungkinan karena mereka belum berani mengemukakannya dan takut kalau pekerjaan mereka salah.



4.      Metode belajar dengan media

Peserta didik lebih banyak menyukai guru yang mengajar menggunakan media LCD dan papan tulis agar lebih dipahami oleh peserta didik. Dengan Power point yang ditampilkan lewat LCD, guru dapat menampilkan berbagai animasi maupun gambar-gambar tiga dimensi untuk mempermudah dalam pembelajaran matematika. Kemudian guru juga perlu menuliskan hal-hal yang penting di papan tulis karena kebanyakan guru yang hanya menggunakan Power Point saja cenderung sangat cepat penjelasannya dan sulit diterima peserta didik. Akan tetapi apabila hanya menggunakan media papan tulis saja, itu akan memperlambat penyampaian materi kepada peserta didik karena guru masih harus menulis dengan rapi materi yang akan disampaikan.



5.      Kedatangan

Peserta didik menyukai guru yang datang tepat waktu dari pada guru yang datang lebih awal. Hal ini dikarenakan bila guru datang lebih awal, berarti guru menyita waktu lain selain waktunya untuk mengajar. Peserta didik lebih suka waktunya ditempatkan sesuai jadwal, karena jadwal dibuat agar ditaati.

6.      Bentuk tugas

Apabila guru terpaksa meninggalkan kelas, peserta didik lebih suka diberikan soal diskusi dari pada diberikan soal mandiri dan dikumpulkan hari itu juga. Kemungkinan besar yang terjadi adalah peserta didik hanya sedikit yang berdiskusi dan malah mengobrol tidak jelas arahnya. Kalau diberikan soal dan dikumpulkan hari itu juga, memang menjadikan mereka beban, akan tetapi itu menjadi tanda juga apakah peserta didik semuanya mengerjakan tugas yang diberikan atau tidak.

7.      Sikap guru saat peserta didik mengerjakan soal

Peserta didik lebih suka bila guru berkeliling melihat pekerjaan peserta didik daripada duduk di meja. Dengan berkeliling, guru dapat memantau peserta didiknya dan membuat suasana kondusif. Akan tetapi kemungkinan pula akan mengganggu konsentrasi peserta didik.



8.      Memotivasi dan mengaitkan dengan agama islam

Peserta didik lebih menyukai guru yang bercerita mengaitkan agama islam dan juga memotivasinya. Hal ini memang sangat perlu karena guru itu adalah panutan dan memberikan teladan. Perlu memotivasi peserta didik kalau mereka pasti bisa melakukan yang terbaik. Perlu pula untuk mengaitkannya dengan agama karena agama adalah landasan bagi mereka agar mereka menjadi peserta didik yang berkarakter kuat dan cerdas. Akan tetapi, jangan terlalu banyak  memberikan cerita teladan dan motivasi karena dikhawatirkan materi yang diajarkan tidak tersampaikan semuanya. Jadikan cerita-cerita itu sebagai selingan saja agar mereka tidak bosan dalam belajar matematika.



9.      Sifat guru matematika

Peserta didik menyukai guru yang ramah (31%), tegas (27%), sopan santun (27%), dan seperti sosok Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wa sallam



Sifat lain-lain yang diharapkan

Sifat lain yang dihapkan ada pada seorang guru yaitu sabar (50%), pemotivasi (25%) dan juga santai (25%)



10.     Penguasaan materinya baik

Seorang guru yang ideal, khususnya guru matematika memang harus memahami materinya terlebih dahulu sebelum menyampaikan kepada peserta didiknya. Dengan menguasai materi, guru tidak bingung mau menjelaskan apa di depan kelas dan dapat terkondisikan waktunya secara efisien.



11.     Kesukaan peserta didik terhadap matematika

Dari 29 orang peserta didik SMP Negeri 2 Mojolaban kelas VIII B, terdapat 72% yaitu sejumlah 21 orang yang menyatakan kesukaannya terhadap mata pelajaran matematika. Sebesar 24% yaitu sejumlah 7 orang yang menyatakan ketidak sukaannya terhadap mata pelajaran matematika, da nada 4% yaitu 1 orang yang belum menjawab pertanyaan.

Ada beberapa alasan yang dapat saya ambil dari hasil angket, peserta didik yang menyukai mata pelajaran matematika ada yang dikarenakan ingin menjadi guru matematika, cara mengajarnya tidak membosankan, penting untuk mengasah otak, suka dengan berhitung, menyenangkan, menerangkannya jelas dan mata pelajaran matematika berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Peserta didik yang tidak menyukai mata pelajaran matematika dikarenakan mereka tidak faham akan apa yang dijelaskan oleh guru, mata pelajaran yang sulit, membosankan, dan banyak guru yang menerangkannya tidak jelas.

Disini banyak kontradiksi antara alasan menyukai mata pelajan matematika dengan yang tidak menyukai mata pelajaran matematika, diantaranya menerangkannya jelas dan tidak jelas kemudian membosankan dan tidak membosankan. Hal ini sangat biasa terjadi karena memang pendapat dan pemahaman antara peserta didik yang dengan yang lain tidak sama.



C.    KESIMPULAN

Dari hasil angket yang telah dianalisi, dapat ditarik kesimpulan:

1.      Guru matematika yang ideal itu berpenampilan sederhana dengan menutup auratnya.

2.      Guru matematika yang ideal itu selalu memberikan Pekerjaan Rumah.

3.      Guru matematika yang ideal yang disenangi peserta didik itu dengan menjelaskan, kemudian menanyai peserta didik tentang kepahamannya terhadap materi, memberikan soal-soal latihan dan peserta didik mengerjakannya di depan kelas, lalu dibahas bersama gurunya.

4.      Peserta didik lebik suka gurunya menggunakan media LCD denagn power point dan menulis hal penting di papan tulis.

5.      Guru matematika yang ideal itu datang tepat waktu.

6.      Peserta didik lebih menyukai guru memberikan tugas diskusi apabila tidak dapat mengampu pelajaran.

7.      Peserta didik lebih suka guru berkeliling kelas saat mereka mengerjakan soal.

8.      Peserta didik menyadari perlunya guru sesekali mengaitkan mata pelajaran dengan agama Islam dan memotivasi mereka.

9.      Sifat guru matematika ideal yang diharapkan peserta didik itu ramah, tegas, sopan santun, seperti Rasulullah, sabar, pemotivasi, dan santai.

10.     Guru matematika yang ideal itu menguasai materi yang akan diberikan ketika mengajar.

11.     Banyak peserta didik yang suka mata pelajaran matematika.



D.    SARAN

1.      Perhatikanlah murid yang agak lambat dalam memahami materi.

2.      Datanglah tepat waktu bila tidak ada masalah

3.      Jangan terlalu tegas dalam mengajar, bersikaplah ramah, sabar, dan menyenangkan

4.      Gunakan alat peraga

5.      Terangkan secara detail dan berilah banyak latihan soal.
»»  READMORE...

Membangun Kualitas Keislaman dan Memantapkan Kepribadian Islami


Islam
Secara etimologi, kata islam berasal dari kata aslama-yuslimu-islam. Kata ini memiliki akar kata : salima, dari kata salima muncul beberapa istilah dengan yang beraneka ragam namun memiliki keterkaitan. Adapun istilah itu adalah sebagai berikut:

a.      Taslim yang artinya tunduk dan menyerahkan diri. Kata ini terdapat dalam QS.An-Nisa: 65,di ujung ayat. Wayusallimuu taslima “ dan mereka menyerahkan diri sepenuhnya”.

b.      Salaam, berarti keselamatan. Kata ini terdapat dalam QS. Al-Maidah: 15. Subulas salaam “ jalan-jalan keselamatan”.Salm berarti perdamaian. Kata ini terdapat dalam QS. Al-Anfal: 61. wain janahu lis salam... “jika mereka condong kepada perdamaian...”

c.      Salaam yang berarti ucapan sejahtera. Terdapat dalam QS. Al- An’am: 54. Salaamun ‘alaikum “kesejahteraan untuk kalian semua”

Secara terminologi, islam didefinisikan sebagai agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penyempurna dari agama yang diturunkan oleh Nabi-Nabi sebelumnya. Rasululah sendiri memaknakan Islam dengan :

“Islam adalah bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, dan mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadhan, dan haji ke Baitullah bagi yang mampu di jalannya.” (dikeluarkan oleh Imam hadits yang lima, kecuali Imam Buhori)

Satu lagi pendapat G. Bernard Shaw dalam The Genuine Islam, (Vol. I No. 81936) tentang Islam. “Islam merupakan satu-satunya agama yang memiliki kapasitas penyesuaian terhadap perubahan fase kehidupan, yang membuatnya menarik untuk segala usia. Bila Islam berhasil menjadi diktator dunia modern, maka Islam akan berhasil menyelesaikan masalah-masalah dunia modern dan dapat memenuhi kebutuhan akan kedamaian dan kebahagiaan.”

Pada intinya, Islam adalah sebuah dien. Bahkan dalam firman-Nya disebutkan bahwa al Islam, sekarang adalah satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah. Sedangkan agama-agama samawi lainnya , yakni Nasrani dan Yahudi telah berubah isinya dan tidak sesuai dengan keasliannya. Islam adalah jalan menuju puncak segala puncak. Islam mengatur hal-hal di segala bidang baik itu hubungan manusia dengan Allah, hubungan antar manusia, dan hubungan manusia dengan lainnya. Ajaran Islam sendiri dalam sejarahnya ,dari Rasullullah sampai kini, tidak dan tidak akan pernah berubah. Islam tidak bertambah dan berkurang ajarannya karena ajaran Islam adalah sesempurna-sempurnanya agama. Hanya saja pengetahuan, pemahaman, dan kecerdasan seseorang tentang Islam mungkin terbatas; sehingga membatasi pula kualitas keimanan keislaman seseorang.

Kualitas Keislaman dan Kepribadian Islami
Sekarang marilah kita lihat masa kini dimana kita bisa melihat banyak sekali orang yang pemahamannya tentang Islam kurang. Sehingga otomatis kualitas keislamannya kurang pula. Ada sebagian diantara kita yang melihat kualitas keislaman seseorang melalui tampilan dhohir (luar)nya saja. Kalau orang memakai gamis dan peci atau sorban maka ia dikatakan kyai atau orang yang kualitas Islamnya bagus. Padahal nabi mengatakan bahwa “iman itu di hati” jadi yang mengetahui iman itu hanya dia dan Allah. Namun, rasulullah juga memberi sedikit gambaran. Bahwa orang yang disipilin dalam ibadah dan orang yang memiliki akhlak yang baik maka itu adalah sebagian dari cerminan iman dan Islam yang berkualitas.

Kualitas keislaman seringkali disebut pula dengan kualitas keimanan. Sedangkan keimanan pada individu bisa naik dan nisa pula turun. Sebagai misal, ketika kita sedang berada dalam lingkungan yang baik dan dalam keadaan mood yang baik, mungkin keimanan kita berada dalam tingkat yang tinggi pula. Namun, bila sebaliknya, bila kita sedang dalam mood yang jelek, mungkin tingkat keimanan kita sedang dalam tingkatan rendah. Seperti halnya ibarat seorang pendaki yang berjalan ke puncak sebuah gunung. Dalam menggapai angan itu, dia tentunya tidak selalu memperoleh kemulusan. Namun, kadang ia harus melewati tebing, jurang, sungai, pohon yang tumbang, padang pasir, rawa, padang ilalang, atau apapun yang bisa menghambat perjalanannya. Oleh karenanya, ia seharusnya telah mempersiapkan segala sesuatunya sebelum berangkat baik itu persiapan mental, fisik, peralatan, dan bekal tentunya. Demikian pula Islam, orang beragama memiliki motivasi yang bermacam-macam. Ada yang karena memang keyakinan, karena untuk perlindungan bisnis, karena terpaksa, karena untuk menikah, karena orang tua, dan karena beribu alasan lainnya. Namun pada dasarnya hampir semua pemeluk agama memiliki keyakinan bahwa mereka beragama karena ada keyakinan bahwa setelah mati mereka akan hidup di surga bagi yang di dunianya berbuat baik.

Kiat membangun dan membentuk kualitas islam dan kepribadian islami

1.      Pondasi yang kokoh (Iman)
Bangunan yang kuat adalah bangunan yang didirikan di atas pondasi yang kuat pula. Iman adalah pondasinya. Mereka diharapkan tidak hanya mengetahui tentang rukun iman yang 5 saja, tetapi lebih dari itu mereka harus ditanamkan perasaan untuk menjiwai apa sebenarnya yang terkandung dalam rukun iman itu semuanya dan memahami cabang-cabangnya. Sehingga kita mengharapkan dalam hati mereka tercermin karakter yang kuat sesuai dengan Islam. Dalam realitasnya, kita bisa menanamkan tujuan itu dengan tarbiyah seperti halnya yang dilakukan di perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia yang melakukan kegiatan mentoring atau assistensi, menggerakkan gerakan dakwah yang kompak, meningkatkan diskusi-diskusi global yang berkorelasi dengan agama.

2.      Menegakkan tiang-tiang agama
Seorang muslim hendaknya tidak hanya menganggap rukun-rukun Islam sebagai rutinitas belaka. Hal ini sangat mungkin terjadi pada diri individu seorang muslim. Kita menganggap bahwa syahadat, sholat, puasa, zakat, dan haji adalah sesuatu yang wajib dalam rutinitas ritual ibadah biasa, sehingga dalam pelaksanaannya bentuk kegiatan ibadah tersebut sangatlah miskin akan nilai spiritual dan makna. Seharusnya kita mulai menyadari hal ini. Kita harus memaknai syahadat adalah sebuah ikrar janji kepada Allah dan Muhammad untuk selalu tunduk dalam aturan Islam. Sholat adalah sarana muhasabah, harapan, dan sarana komunikasi dengan Allah. Dan pada intinya kita harus menanamkan kepada diri kita bahwa ritual ibadah itu bukan sekedar ritual, melainkan lebih dari itu terdapat makna yang besar di balik semua hal tersebut.

3.      Memunculkan nilai-nilai Islami dalam pergaulan umum
Secara umum, orang menganggap kualitas seseorang itu dari akhlak, intelektual, dan kebaikannya. Jadi, sesuai dengan prinsip Islam yang rahmatan lil alamin, seorang muslim harus mampu mentransformasikan sunnah Rasul dan ajaran Islam dalam pergaualan umum. Nilai-nilai Islam atau ajaran Islam yang dimaksud di sini antara lain sikap-sikap kedisiplinan dalam segala hal, kesopanan, kerajinan, kesungguhan, dan nilai–nilai Islami lainnya. Dan penulis menganggap bahwa sifat yang paling penting adalah sifat seorang mujahidin dan muhlisin. Mujahidin di sini dirtikan sebagai seorang yang selalu bekerja keras dan bersungguh-sungguh dalam segala aspek kegiatan. Sedangkan muhlisin adalah sifat seseorang yang dalam setiap kegiatan sehari-harinya didasarkan selalu karena Allah. Sehingga dari dua sifat ini saja, seumpanya kita mengambil contoh seorang anggota dewan legislative, kita bisa melihat betapa hebatnya seseorang itu. Bila dua sifat itu diterapkan maka seorang anggota legislatif akan selalu hadir dalam setiap sidang, memperhatikan suara rakyat keseluruhan, membela hak rakyat, menolak nepotisme, tidak korupsi, dan mengurangi tidurnya di malam hari karena ia memiliki jiwa mujahid sebagaimana dicontohkan Rasul SAW dan para Khulafaur Rasyidin. Bahkan ia justru akan selalu berdoa, sholat, dan puasa untuk mengharapkan petunjuk Allah SWT.

4 Langkah untuk Meningkatkan Kualitas Keislaman

1.      Mempelajari Islam (Berilmu)
Allah Subhanahu wa ta’ala mewajibkan setiap muslim untuk mempelajari agamanya secara terus-menerus, hingga akhir hayat, sebagaimana telah disabdakan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam (artinya) :

“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”

(HR. Ibnu Majah, Abu Ya’la, Thabrani, dan Al Albany telah menshohihkannya)

Jadi orang Islam yang tidak mau belajar agama, dia tidak akan mengerti mana jalan yang lurus (baik) dan mana jalan yang menyesatkan, mana yang benar dan mana yang salah. Mereka tidak akan mengerti mana perbuatan yang dicintai Alloh dan mana yang dibenci dan dimurkai-Nya.

2.      Mengamalkan Ajaran Islam
Kewajiban setiap muslim setelah mempelajari ilmu agama adalah mengamalkan ilmunya.  Orang yang belajar agama tapi tidak mengamalkannya, tidak ada gunanya dan tetap berada dalam kesesatan dan murka Alloh subhanahu wata’ala.

Orang Islam wajib mempelajari agamanya dengan sebaik-baiknya, kemudian mengamalkannya dengan cara menjalankan perintah dan menjauhi apa yang dilarangNya dan dimurkaiNya.  Mempelajari dan mengamalkan Islam merupakan jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang telah diberi petunjuk dan diberi nikmat oleh Alloh subhanahu wata’ala yaitu para Nabi, shiddiqun, syuhada dan orang-orang yang sholih.


3.      Mendakwahkan ajaran Islam
Kewajiban selanjutnya adalah menyampaikan dan mengajak kaum muslimin untuk mempelajari Islam dengan baik kemudian mengamalkannya, juga mengajak orang-orang yang diluar Islam agar memeluk agama Islam yang jelas telah diridhoi Alloh Subhanahu wata’ala, yang akan menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.

Alloh subhanahu wata’ala telah menerangkan kewajiban berdakwah ini dalam firmanNya (artinya) :

“Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan peringatan yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik”  (QS An Nahl : 125)

4.      Bersabar dalam menjalankan kewajiban beragama
Bersabar artinya menahan hawa nafsu untuk taat dan tidak bermaksiat kepada Alloh subhanahu wata’ala serta tidak mencela dan membenci takdir Alloh subhanahu wata’ala. Sabar itu ada 3 macam :

a.      Bersabar ketika menjalankan ketaatan kepada Alloh subhanahu wata’ala

b.      Bersabar ketika menjauhi larangan dan maksiat

c       Bersabar ketika menerima ujian dan cobaan dari Alloh subhanahu wata’ala
»»  READMORE...