Friday 24 August 2012

Jin


Keberadaan jin termasuk perkara ghaib, namun demikian kita wajib mengimani keberadaanya, sebagaimana disebutkan di dalam Al Qur-an dan hadits-hadits yang shahih, sehingga orang yang mengingkari keberadaannya berarti mengingkari ayat-ayat Al Qur-an dan hadits-hadits shahih.

Allah berfirman, yang artinya, “Dia menciptakan manusia dari tanah kering, seperti tembikar dan Dia menciptakan jin dari nyala api tanpa asap.” [QS. Ar-Rahman, 14-15]

Demikian diantara ayat Al-Quran yang menunjukkan, bahwa jin benar-benar ada

Selain itu, ayat tersebut juga menunjukkan, bahwa jin diciptakan dari api, berbeda dengan manusia yang diciptakan dari tanah. Ini sekaligus menjelaskan kesalahan sebagian orang yang mengatakan, bahwa jin yang disebut di dalam Al Qur-an maksudnya adalah ‘orang asing’, karena manusia diciptakan dari tanah, sedangkan jin diciptakan dari api, maka jelaslah, bahwa jin bukan manusia.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam juga mengkhabarkan kepada kita, bahwa “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari ujung api dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan kepada kalian.” [HR. Muslim]

Kesimpulannya, jin adalah makhluk alam ghaib yang memiliki bangsa-bangsa yang banyak dan Iblis termasuk golongan jin. Sedangkan syaithan adalah setiap yang durhaka dari bangsa manusia, jin, binatang, maupun yang lainnya. [Kitab ‘Alamul Jin Wasy Syayathin, Dr. ‘Amr Sulaiman Al-Asyqar dan Alam Jin, Ust. ‘Abdul Hakim Bin Amir Abdat]

Jin, Ada yang Laki-Laki dan Ada yang Perempuan
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kepada kita do’a sebelum masuk kamar mandi / WC,

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

“Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari jin laki-laki dan yang perempuan.” [HR. Al Bukhari Muslim]

Jin Tidak Kekal

Yang jelas, kita ketahui berdasarkan dalil-dalil, bahwa jin tidak kekal dan akan mati sesuai dengan takdir Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, “Aku berlindung dengan kemuliaan-Mu, Yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah, kecuali Engkau, Yang tidak akan mati, sedangkan jin dan manusia akan mati.” [HR. Muslim]

Adapun tentang panjangnya usia jin, maka hanya Allah yang mengetahuinya. Yang kita ketahui hanyalah panjangnya usia Iblis yang terus hidup sampai Hari Kiamat, karena dengan hikmah Allah, Iblis diberi batas waktu sampai Hari Kiamat. Allah berfirman kepada Iblis, “Maka turunlah kamu darinya (Surga), karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, keluarlah sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang hina!”
(Iblis) menjawab, “Berilah aku penangguhan waktu, sampai hari mereka dibangkitkan!”
(Allah) berfirman, “Benar, kamu termasuk orang yang diberi penangguhan waktu.” [QS. Al A’raf, 13-15]

Jin Makan dan Minum

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam mengkhabarkan, bahwa jin juga makan dan minum, akan tetapi berbeda dengan manusia dalam hal makanan dan minumannya.

Ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sedang membuang hajat, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepada Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu untuk membawakan beberapa buah batu untuk bersuci setelah buang hajat. Selain itu, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam juga berpesan kepada Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu agar tidak membawakan tulang dan kotoran hewan. Setelah itu Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengapa tidak boleh menggunakan tulang maupun kotoran hewan untuk bersuci setelah buang hajat?, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Keduanya (yaitu tulang dan kotoran hewan) merupakan makanan jin.” [HR. Muslim]

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda, “Janganlah kalian bersuci dengan kotoran hewan dan jangan pula dengan tulang, karena itu adalah perbekalan saudara-saudara kalian dari bangsa jin.” [Hadits Shahih Riwayat At-Tirmidzi]

Jin Menikah dan Mempunyai Keturunan

(( فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلاَجَآنٌّ ))

“Di dalam Surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan yang tidak pernah disentuh oleh manusia, maupun jin sebelumnya.” [QS. Ar-Rahman, 56]

Yang dimaksud dengan kata ‘disentuh’ dalam ayat ini adalah ‘disetubuhi’. Sebagian ulama berdalil dengan ayat ini, bahwa jin mampu menikah.

Allah berfirman, “Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada Adam!’ Maka mereka pun sujud, kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhan-nya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuh?” [QS. Al-Kahfi, 50]

Dalam ayat ini terdapat penjelasan, bahwa iblis adalah dari golongan jin dan iblis mempunyai keturunan, sehingga benarlah, jika kita berdalil dengan ayat ini, bahwa jin mempunyai keturunan.

Ada Jin yang Shalih dan Ada yang Tidak Shalih, Ada yang Muslim dan Ada yang Kafir

(( وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَآئِقَ قِدَدًا ))

“Dan sesungguhnya diantara kami (jin) ada yang shalih dan diantara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya.” [QS. Al-Jin, 11]

Allah juga berfirman, “Dan sesungguhnya diantara kami (jin) ada yang taat dan ada pula yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.” [QS. Al-Jin, 14]

Ada Jin Yang Mencuri

Sebagaimana hadits riwayat Imam Bukhari no. 2311, dahulu ada jin yang merubah bentuknya menjadi manusia, lalu mencuri zakat fithrah yang dijaga Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu. Lalu, Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu melaporkan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau shallallahu 'alaihi wasallam membenarkan, bahwa yang mencuri tersebut adalah jin.

Begitu juga terjadi kejadian yang serupa terhadap Ubay Bin Ka’ab radhiyallahu 'anhu. Jin berubah menjadi manusia dan mencuri makanan. Sekaligus memberitahukan, bahwa Ayat Kursi mampu melindungi dari kejahatan jin tersebut. Akhirnya, Ubay bin Ka’ab radhiyallahu 'anhu melaporkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau shallallahu 'alaihi wasallam membenarkan apa yang dikatakan jin tersebut. [Hadits Shahih Riwayat An-Nasaa-i, Al-Hakim dan Al-Baihaqy, Kitab Inqadzul Muslimin min Waswasatil Jin Was Syayathin 56, Syaikh Abu Nashr Muhammad bin ‘Abdullah Al-Imam]

Ada Jin yang Diberi Kekuatan dan Kecepatan

Allah berfirman, “Dia (Sulaiman) berkata, ‘Wahai para pembesar! Siapakah diantara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?’ ‘Ifrit dari golongan jin berkata, “Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu dan sungguh aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya.’.” [QS. An Naml, 38-39]

Ada Jin yang Diberi Kemampuan Merubah Bentuk Rupa

Jin merubah bentuk menjadi rupa Suraqah bin Malik ketika Perang Badr dan bergabung dengan pasukan Kafir Quraisy dan menyemangati mereka, kemudian dia lari ketika pertempuran dimulai. Sebagaimana Allah kisahkan dalam Surat Al-Anfal ayat 48. Jin juga dapat merubah bentuk menjadi ular [HR. Muslim (2236)]. Selain itu, jin juga dapat merubah bentuk menjadi anjing hitam [HR. Muslim (510)]

Ada Jin yang Dahulu Pernah Mencapai Ruang Angkasa

Allah juga berfirman, “Dan sesungguhnya kami (jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api. Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang, barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” [QS. Al Jin, 8-9]

Ada Jin yang Mampu Membangun Sebuah Bangunan

Dan, Allah berfirman, “Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya berupa gedung-gedung yang tinggi, patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam, serta periuk yang tetap (berada di atas tungku).” [QS. Saba’, 13]

Ada Jin Merasuki Tubuh Manusia (Kesurupan)

Kesurupan atau fenomena masuknya jin ke dalam tubuh manusia adalah perkara yang nyata dan benar berdasarkan Al Qur-an dan Al Hadits. Allah berfirman, “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan, seperti berdirinya orang yang kerasukan syaithan, lantaran (tekanan) penyakit gila.” [QS. Al Baqarah, 275]

Dalam ayat ini Allah menyebutkan tentang kesurupan dan tidak mengingkarinya. Hal ini menunjukkan, bahwa fenomena kesurupan itu benar-benar ada. Hal ini diperjelas lagi dengan adanya hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan Imam Al Bukhari dan Muslim yang menjelaskan, bahwa syaithan masuk ke tubuh manusia melalui aliran darah.

Yang salah adalah, ketika kita mengobati orang kesurupan dengan cara yang sesat, seperti meminta pertolongan kepada dukun. Karena dukun bekerja sama dengan jin, sehingga kita terjebak dalam perbuatan kesyirikan, atau minimalnya menghantarkan kepada kesyirikan.

Yang benar mengobati kesurupan itu dengan berdoa kepada Allah dan dengan ruqyah, yaitu mengobati dengan bacaan-bacaan yang berasal dari Al Qur-an, maupun hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Catatan Penting

Allah menciptakan jin dan memberinya kemampuan sedemikian rupa agar mereka beribadah kepada Allah, sebagaimana firman Allah dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 56, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”

Dengan demikian, jin tidak berhak untuk disembah. Barangsiapa yang menyembah jin, maka dia telah berbuat syirik, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para dukun yang menjual agama mereka hanya untuk mendapat ‘bantuan’ dari jin.

Diantara bentuk ibadah adalah dengan rasa takut atau khouf. Maka seorang mukmin hendaknya hanya takut kepada Allah dan tidak boleh takut kepada jin. Allah berfirman, “Sesungguhnya mereka hanyalah syaithan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya. Oleh karena itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang beriman!” [QS. Ali ‘Imran, 175]

Oleh : Fajri NS

Edisi :: 51 / Tahun VI
Terbit :: 2 Sya'ban 1433 H / 22 Juni 2012 M

No comments:

Post a Comment